Pariaman adalah kota
kecil yang berada di pesisir pantai, mulai dari pantai sunur pariaman selatan
sampai pantai belibis di naras pariaman utara. Sebagian besar masyarakat
pesisir Pariaman mengadu nasib sebagai nelayan, dan sebagian lagi petani, dan
ada juga yang berprofesi sebagai pedagang, tukang ojek, kusir bendi dan
sebagian besar ada juga berpropesi sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dan tidak
terlupakan sebagian besar kalangan pemuda di kota pariaman tidak memiliki
pekerjaan sama sekali alias pengangguran karena tidak adanya lapangan pekerjaan
dan ditambah lagi ketiadaan keterampilan (skill)
dan berekonomi lemah sehingga tidak bisa membuka lapangan kerja sendiri.
Seiring dengan berpindahnya
pusat pemerintahan Kabupaten Padang Pariaman, wajah Kota Pariaman kian buram
dan lengang, yang sangat merasakan perubahan yang signifikan dengan pindahnya
pusat pemerintahan Kabupaten Padang Pariaman adalah para pedagang di pasar Pariaman,
karena sebagian besar pegawai pemerintah daerah Kabupaten Padang Pariaman yang
semula berdomisili dan beraktifitas di Pariaman sekarang sudah banyak yang
pindah ke Parit Malintang, tentunya membawa pengaruh kepada perekonomian Kota Pariaman.
Sudah hampir lima tahun
berlalu sejak PILKADA Kota Pariaman Tahun 2008, belum kelihatan perubahan yang
berarti di Pariaman selain pembangunan infrastruktur seperti perlebaran jalan
dengan jalur dua, merubah lapangan merdeka jadi taman kota, menata Pantai
Gandoriah dan Pantai Manggung yang semua dananya bersumber pada APBD Kota
Pariaman. Bukan menafikan peran pemerintah dalam berupaya membangun Kota
Pariaman, namun lima tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk memikirkan dan
melahirkan ide-ide gagasan-gasan baru dalam membangun kota Pariaman terutama di
sektor ekonomi, bukan hanya sekedar peningkatan sarana fisik yang diharapkan
masyarakat saat ini, tapi peningkatan kesejahteraan ekonomilah yang sangat di
harapkan masyarakat. Masyarakat Pariaman sudah gerah dengan kondisi Pariaman
saat ini, kondisi ini di perparah dengan pindahnya pusat pemerintahan Kabupaten
Padang Pariaman. Namun masyarakat Pariaman yang notabene adalah masyarakat yang
menjunjung tinggi nilai agama dan adat, saling menghargai karena badunsanak,
jadi masih bisa meredam semua kegalauan meskipun sebenarnya masyarakat pariaman
sangat ingin mengkritisi dan menyuarakan perubahan.
Miskin
Sumber Daya Alam
Tidak bisa kita pungkiri bahwa Pariaman adalah
kota yang miskin dengan sumber daya alam, tidak satupun hasil bumi di Pariaman
kecuali kelapa yang jumlahnya juga terbatas dan hanya digunakan sebatas
konsumsi rumah tangga dan rumah makan, tapi sebenarnya kelapa mengandung nilai
bisnis yang tinggi, mulai dari buahnya, batangnya, dan daunnya. Jika di kelola
dengan profesional kelapa ini bisa dijadikan icon dalam menunjang pendapatan
Kota Pariaman seperti kelapa dijadikan makanan nata decoco yang diproduksi
dengan skala besar atau jenis makanan lain yang bahan bakunya kelapa. Kita
lihat juga di laut, nelayan juga tidak bisa berbuat banyak karena kurangnya
sarana untuk memperoleh ikan yang lebih sehingga pendapatan juga tidak seberapa
dan juga belum ada upaya serius dalam melakukan inovasi atau kreatifitas dalam
menjadikan ikan bukan hanya sekedar di konsumsi dalam rumah tangga tapi juga
sebenarnya bisa mengandung nilai bisnis yang tinggi jika diolah dan dikelola
oleh profesional seperti dijadikan tepung ikan dll. Sumber daya alam merupakan
sumber perekonomian yang bisa dijadikan modal dalam meningkatkan kesejahteraan
rakyat, dengan adanya sumber daya alam yang memadai dapat dilakukan berbagai
macam usaha yang tentunya dapat meningkatkan perekonomian dan pendapatan di
suatu daerah yang kaya dengan sumber daya alam. Sebagai contoh, Sawahlunto yang
memiliki batu bara, dengan batu bara Sawahlunto sejahtera, Pasaman Barat dengan
kelapa sawitnya yang membuat pendapatan daerahnya sangat besar, kota Padang
dengan Semen Padangnya, dan masih banyak daerah lain yang unggul di sumber daya
alam membuat daerahnya sejahtera karena juga di kelola dengan baik oleh
pemerintahnya.
Kaya
dengan Karya dan Kerajinan
Meskipun miskin dengan sumber daya alam,
namun pariaman kaya dengan karya dan kerajinan (industri kreatif), terbukti
Kota Pariaman adalah kota yang memiliki berbagai macam kuliner, seperti makanan
ciri khas pariaman sala lauak, sala bulek, karupuak baguak, ladu, karupuak
jariang, kipang kacang dan kipang katan dan masih banyak yang lainnya jenis makanan
Pariaman. Diantara jenis makanan tersebut ada karya kreatif dari beberapa
industri rumah tangga (IRT) seperti kipang kacang dan kipang katan yang sudah
mulai meningkatkan kemasannya dengan membuat kotak tempat kipang berlatarkan
tabuik pariaman. Ini merupakan kreatifitas yang perlu di apresiasi oleh
pemerintah Kota Pariaman dan bisa di kembangkan menjadi perusahaan makanan yang
berskala besar, jika pemerintah bersedia memfasilitasi produksi, dan pemasaran
dari produk tersebut ke luar Kota Pariaman, seperti Kota Padang, Bukittinggi
dan kalau perlu pemasaran yang sangat strategis itu adalah di Jakarta dan Kota
besar lainnya di seluruh wilayah Indonesia, seperti kita lihat di pasar senen
banyak makanan ciri khas daerah tertentu yang dijual disana, tapi tidak
ditemukan satupun makanan yang berasal dari Kota Pariaman, padahal yang
berjualan disana sebagian besar adalah orang Padang dan Pariaman. Disamping itu
dengan banyaknya mini market dan swalayan di Jakarta seperti alfamart, indomart
dll. Itu bisa dijadikan sebagai sarana untuk memasarkan produk makanan yang
berasal dari Pariaman tentunya dengan menjalin kerjasama dengan pihak mini
market maupun swalayan yang berada disana. Karena produk seperti kipang kacang
dan kipang ketan yang di kemas dengan kotak yang menarik seperti yang sudah
dilakukan oleh beberapa industri rumah tangga di pariaman dapat menarik
perhatian konsumen yang akan belanja makanan apalagi yang memiliki ciri khas
kedaerahan tertentu. Semua itu sangat mudah dilakukan jika pemerintah mau
menjalin kerjasama yang baik dan mau memberdayakan wadah kedaerahan kita yang
cukup eksis dan peduli dengan Pariaman yaitu PKDP, kalau kita lihat eksistensi
PDKP selama ini cukup baik, dan kita tahu bahwa orang-orang Pariaman yang
berhimpun dalam wadah PKDP banyak terdapat saudagar-saudagar kaya yang peduli
dengan kota Pariaman. Namun karena kurang terjalinnya kerjasama dan koordinasi
yang baik antara pemerintah kota Pariaman dengan PKDP sehingga tidak banyak
yang bisa dilakukan dalam upaya pembangunan kota Pariaman.
Disamping itu, pariaman juga kaya dengan
kerajinan tangan diantaranya mukena atau lebih kita kenal dengan talakuang,
sangat ironis memang yang memproduksi mukena itu adalah komunitas kerajinan
dari Naras Pariaman utara, justru di ambil oleh daerah tertentu dan di beri
merk daerahnya dan pemasarannya bukan saja di daerahnya dan wilayah Sumbar, Riau,
Jambi, Jakarta dll, juga di eksport keluar negeri seperti Malaysia. Disinilah
lemahnya peran pemerintah dalam memberdayakan indutri kecil seperti ini, jika
pemerintah berkenan untuk memberdayakan industri ini dan memfasilitasi serta
memasarkan produk kerajinan seperti ini bukan tidak mungkin dapat meningkatkan
Pendapatan Kota Pariaman, tentunya pemerintah harus berani mengambil resiko
mengalokasikan dana untuk peningkatan sektor usaha kecil menjadi usaha menengah
atau besar yang dikelola dengan profesional sehingga dapat mencapai target
sesuai dengan yang kita harapkan.
Tidak semua pemimpin yang bisa melirik
nilai profit dari usaha kecil seperti ini, usaha kecil ini bisa menjadi besar
jika di kelola dengan profesional oleh SDM yang memiliki kompetensi dan bernaluri
bisnis, karena pemimpin yang bernaluri bisnis, memiliki imajinasi dan pemikiran
yang brillian dalam merumuskan konsep bisnis. Dari hal-hal yang kecil dan
dianggap sepele bisa menjadi suatu yang spektakuler itu adalah sentuhan dari
tangan seorang yang memiliki naluri bisnis dan jiwa entrepeneur. Jadi kota Pariaman
saat ini butuh pemimpin yang bernaluri bisnis, memiliki pemikiran-pemikiran
yang brilliant dalam peningkatan sektor ekonomi Kota Pariaman yang di mulai
dengan hal-hal kecil yang sesungguhnya mengandung nilai bisnis yang besar.
Siapapun bisa menjadi Pemimpin di Kota Pariaman jika hanya mengandalkan APBD,
namun pemimpin yang bisa meningkatkan APBD, yang bisa meningkatkan
produktivitas APBD itu butuh pemimpin yang bernaluri bisnis.
Sebentar lagi Pemilukada Kota Pariaman
akan diselenggarakan, bagi masyarakat Pariaman jadikanlah lima tahun yang lalu
sebagai pengalaman dan pembelajaran dalam memilih pemimpin, jangan hanya
mengharapkan kenikmatan sesaat tapi sengsara selama lima tahun, sengsara dalam
artian tidak ada pembangunan yang berarti sesuai dengan harapan masyarakat
pariaman pada umumnya. Tapi pilihlah pemimpin yang betul-betul memiliki konsep
yang cerdas dalam membangun ekonomi kerakyatan, dan diiringi dengan komitmen
yang jelas untuk memperjuangkan pembangunan Kota Pariaman kedepan. Pemimpin
yang memiliki konsep yang cerdas dan memiliki komitmen yang jelas dalam membangun
Kota Pariaman hanya di miliki oleh Pemimpin yang bernaluri bisnis dan tentunya
naluri bisnis itu hanya di miliki oleh seorang Pengusaha, yakinlah di bawah
kepemimpinan seorang pemimpin yang bernaluri bisnis, atau seorang Pengusaha,
Kota Pariaman ini akan maju pesat sesuai dengan apa yang kita damba-dambakan
selama ini.
Penulis,
Dodi Rahmadi, ST
Sekretaris BPC HIPMI Kota Pariaman