Saturday 25 May 2013

PARIAMAN BUTUH PEMIMPIN BERNALURI BISNIS



Pariaman adalah kota kecil yang berada di pesisir pantai, mulai dari pantai sunur pariaman selatan sampai pantai belibis di naras pariaman utara. Sebagian besar masyarakat pesisir Pariaman mengadu nasib sebagai nelayan, dan sebagian lagi petani, dan ada juga yang berprofesi sebagai pedagang, tukang ojek, kusir bendi dan sebagian besar ada juga berpropesi sebagai Pegawai Negeri Sipil. Dan tidak terlupakan sebagian besar kalangan pemuda di kota pariaman tidak memiliki pekerjaan sama sekali alias pengangguran karena tidak adanya lapangan pekerjaan dan ditambah lagi ketiadaan keterampilan (skill) dan berekonomi lemah sehingga tidak bisa membuka lapangan kerja sendiri.

Seiring dengan berpindahnya pusat pemerintahan Kabupaten Padang Pariaman, wajah Kota Pariaman kian buram dan lengang, yang sangat merasakan perubahan yang signifikan dengan pindahnya pusat pemerintahan Kabupaten Padang Pariaman adalah para pedagang di pasar Pariaman, karena sebagian besar pegawai pemerintah daerah Kabupaten Padang Pariaman yang semula berdomisili dan beraktifitas di Pariaman sekarang sudah banyak yang pindah ke Parit Malintang, tentunya membawa pengaruh kepada perekonomian Kota Pariaman.

Sudah hampir lima tahun berlalu sejak PILKADA Kota Pariaman Tahun 2008, belum kelihatan perubahan yang berarti di Pariaman selain pembangunan infrastruktur seperti perlebaran jalan dengan jalur dua, merubah lapangan merdeka jadi taman kota, menata Pantai Gandoriah dan Pantai Manggung yang semua dananya bersumber pada APBD Kota Pariaman. Bukan menafikan peran pemerintah dalam berupaya membangun Kota Pariaman, namun lima tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk memikirkan dan melahirkan ide-ide gagasan-gasan baru dalam membangun kota Pariaman terutama di sektor ekonomi, bukan hanya sekedar peningkatan sarana fisik yang diharapkan masyarakat saat ini, tapi peningkatan kesejahteraan ekonomilah yang sangat di harapkan masyarakat. Masyarakat Pariaman sudah gerah dengan kondisi Pariaman saat ini, kondisi ini di perparah dengan pindahnya pusat pemerintahan Kabupaten Padang Pariaman. Namun masyarakat Pariaman yang notabene adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai agama dan adat, saling menghargai karena badunsanak, jadi masih bisa meredam semua kegalauan meskipun sebenarnya masyarakat pariaman sangat ingin mengkritisi dan menyuarakan perubahan.

Miskin Sumber Daya Alam

 Tidak bisa kita pungkiri bahwa Pariaman adalah kota yang miskin dengan sumber daya alam, tidak satupun hasil bumi di Pariaman kecuali kelapa yang jumlahnya juga terbatas dan hanya digunakan sebatas konsumsi rumah tangga dan rumah makan, tapi sebenarnya kelapa mengandung nilai bisnis yang tinggi, mulai dari buahnya, batangnya, dan daunnya. Jika di kelola dengan profesional kelapa ini bisa dijadikan icon dalam menunjang pendapatan Kota Pariaman seperti kelapa dijadikan makanan nata decoco yang diproduksi dengan skala besar atau jenis makanan lain yang bahan bakunya kelapa. Kita lihat juga di laut, nelayan juga tidak bisa berbuat banyak karena kurangnya sarana untuk memperoleh ikan yang lebih sehingga pendapatan juga tidak seberapa dan juga belum ada upaya serius dalam melakukan inovasi atau kreatifitas dalam menjadikan ikan bukan hanya sekedar di konsumsi dalam rumah tangga tapi juga sebenarnya bisa mengandung nilai bisnis yang tinggi jika diolah dan dikelola oleh profesional seperti dijadikan tepung ikan dll. Sumber daya alam merupakan sumber perekonomian yang bisa dijadikan modal dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat, dengan adanya sumber daya alam yang memadai dapat dilakukan berbagai macam usaha yang tentunya dapat meningkatkan perekonomian dan pendapatan di suatu daerah yang kaya dengan sumber daya alam. Sebagai contoh, Sawahlunto yang memiliki batu bara, dengan batu bara Sawahlunto sejahtera, Pasaman Barat dengan kelapa sawitnya yang membuat pendapatan daerahnya sangat besar, kota Padang dengan Semen Padangnya, dan masih banyak daerah lain yang unggul di sumber daya alam membuat daerahnya sejahtera karena juga di kelola dengan baik oleh pemerintahnya.
 
Kaya dengan Karya dan Kerajinan

Meskipun miskin dengan sumber daya alam, namun pariaman kaya dengan karya dan kerajinan (industri kreatif), terbukti Kota Pariaman adalah kota yang memiliki berbagai macam kuliner, seperti makanan ciri khas pariaman sala lauak, sala bulek, karupuak baguak, ladu, karupuak jariang, kipang kacang dan kipang katan dan masih banyak yang lainnya jenis makanan Pariaman. Diantara jenis makanan tersebut ada karya kreatif dari beberapa industri rumah tangga (IRT) seperti kipang kacang dan kipang katan yang sudah mulai meningkatkan kemasannya dengan membuat kotak tempat kipang berlatarkan tabuik pariaman. Ini merupakan kreatifitas yang perlu di apresiasi oleh pemerintah Kota Pariaman dan bisa di kembangkan menjadi perusahaan makanan yang berskala besar, jika pemerintah bersedia memfasilitasi produksi, dan pemasaran dari produk tersebut ke luar Kota Pariaman, seperti Kota Padang, Bukittinggi dan kalau perlu pemasaran yang sangat strategis itu adalah di Jakarta dan Kota besar lainnya di seluruh wilayah Indonesia, seperti kita lihat di pasar senen banyak makanan ciri khas daerah tertentu yang dijual disana, tapi tidak ditemukan satupun makanan yang berasal dari Kota Pariaman, padahal yang berjualan disana sebagian besar adalah orang Padang dan Pariaman. Disamping itu dengan banyaknya mini market dan swalayan di Jakarta seperti alfamart, indomart dll. Itu bisa dijadikan sebagai sarana untuk memasarkan produk makanan yang berasal dari Pariaman tentunya dengan menjalin kerjasama dengan pihak mini market maupun swalayan yang berada disana. Karena produk seperti kipang kacang dan kipang ketan yang di kemas dengan kotak yang menarik seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa industri rumah tangga di pariaman dapat menarik perhatian konsumen yang akan belanja makanan apalagi yang memiliki ciri khas kedaerahan tertentu. Semua itu sangat mudah dilakukan jika pemerintah mau menjalin kerjasama yang baik dan mau memberdayakan wadah kedaerahan kita yang cukup eksis dan peduli dengan Pariaman yaitu PKDP, kalau kita lihat eksistensi PDKP selama ini cukup baik, dan kita tahu bahwa orang-orang Pariaman yang berhimpun dalam wadah PKDP banyak terdapat saudagar-saudagar kaya yang peduli dengan kota Pariaman. Namun karena kurang terjalinnya kerjasama dan koordinasi yang baik antara pemerintah kota Pariaman dengan PKDP sehingga tidak banyak yang bisa dilakukan dalam upaya pembangunan kota Pariaman.

Disamping itu, pariaman juga kaya dengan kerajinan tangan diantaranya mukena atau lebih kita kenal dengan talakuang, sangat ironis memang yang memproduksi mukena itu adalah komunitas kerajinan dari Naras Pariaman utara, justru di ambil oleh daerah tertentu dan di beri merk daerahnya dan pemasarannya bukan saja di daerahnya dan wilayah Sumbar, Riau, Jambi, Jakarta dll, juga di eksport keluar negeri seperti Malaysia. Disinilah lemahnya peran pemerintah dalam memberdayakan indutri kecil seperti ini, jika pemerintah berkenan untuk memberdayakan industri ini dan memfasilitasi serta memasarkan produk kerajinan seperti ini bukan tidak mungkin dapat meningkatkan Pendapatan Kota Pariaman, tentunya pemerintah harus berani mengambil resiko mengalokasikan dana untuk peningkatan sektor usaha kecil menjadi usaha menengah atau besar yang dikelola dengan profesional sehingga dapat mencapai target sesuai dengan yang kita harapkan.

Tidak semua pemimpin yang bisa melirik nilai profit dari usaha kecil seperti ini, usaha kecil ini bisa menjadi besar jika di kelola dengan profesional oleh SDM yang memiliki kompetensi dan bernaluri bisnis, karena pemimpin yang bernaluri bisnis, memiliki imajinasi dan pemikiran yang brillian dalam merumuskan konsep bisnis. Dari hal-hal yang kecil dan dianggap sepele bisa menjadi suatu yang spektakuler itu adalah sentuhan dari tangan seorang yang memiliki naluri bisnis dan jiwa entrepeneur. Jadi kota Pariaman saat ini butuh pemimpin yang bernaluri bisnis, memiliki pemikiran-pemikiran yang brilliant dalam peningkatan sektor ekonomi Kota Pariaman yang di mulai dengan hal-hal kecil yang sesungguhnya mengandung nilai bisnis yang besar. Siapapun bisa menjadi Pemimpin di Kota Pariaman jika hanya mengandalkan APBD, namun pemimpin yang bisa meningkatkan APBD, yang bisa meningkatkan produktivitas APBD itu butuh pemimpin yang bernaluri bisnis.

Sebentar lagi Pemilukada Kota Pariaman akan diselenggarakan, bagi masyarakat Pariaman jadikanlah lima tahun yang lalu sebagai pengalaman dan pembelajaran dalam memilih pemimpin, jangan hanya mengharapkan kenikmatan sesaat tapi sengsara selama lima tahun, sengsara dalam artian tidak ada pembangunan yang berarti sesuai dengan harapan masyarakat pariaman pada umumnya. Tapi pilihlah pemimpin yang betul-betul memiliki konsep yang cerdas dalam membangun ekonomi kerakyatan, dan diiringi dengan komitmen yang jelas untuk memperjuangkan pembangunan Kota Pariaman kedepan. Pemimpin yang memiliki konsep yang cerdas dan memiliki komitmen yang jelas dalam membangun Kota Pariaman hanya di miliki oleh Pemimpin yang bernaluri bisnis dan tentunya naluri bisnis itu hanya di miliki oleh seorang Pengusaha, yakinlah di bawah kepemimpinan seorang pemimpin yang bernaluri bisnis, atau seorang Pengusaha, Kota Pariaman ini akan maju pesat sesuai dengan apa yang kita damba-dambakan selama ini.
Penulis,
Dodi Rahmadi, ST
Sekretaris BPC HIPMI Kota Pariaman

Powered By Blogger